Pohon Cinta

yang tidak selamanya tegar.

Muhammad Ridho Rizqillah
1 min readOct 25, 2021

Pohon itu bersenandung pada pagi dan sore hari, dedaunan menari bersama, bunga bermekaran disaat yang tepat. Burung hinggap sembari berkicau manja. Matahari tidak pernah mengeluh untuk menyinari pohon itu.

Ketika tiba malam hari, semua tertidur. Begitu pula dengan pohon itu, yang ternyata tertidur selamanya. Dedaunan mulai mengering, bunga mulai menguning, burung tak lagi hinggap pada dahan yang rapuh.

Di belahan bumi yang lain ada dua insan yang akhirnya berpisah. Memutus hubungan yang telah terjalin sejak lama. Menjauh setelah bersama. Tidak ada lagi kata cinta yang terucap di antaranya. Tidak ada lagi perhatian yang disanjungkan setiap mentari terbit dan tenggelam. Tidak ada lagi terlihat senyum lebar dan mata yang berseri, hanya tersisa senyum kecil dan mata berlinang.

https://unsplash.com/@mantasos

Tidak rela pohonnya mati, ia berusaha sekuat tenaga untuk dapat membangkitkannya kembali. Menyirami dengan isak tangis di kala rembulan memandang terdiam di antara bintang. Ia berteriak sekencang-kencangnya sampai suaranya tidak lagi terdengar. Dahan yang rapuh tetaplah rapuh dan daun yang gugur tetaplah gugur.

Terima apa yang telah terjadi adalah salah satu cara yang bisa dia lakukan. Atau mungkin dia tertarik dengan cara lain yang tidak terpikirkan olehnya, dengan seutas..

--

--