Pertanyaan Adik

tentang segala hal.

Adik penasaran, untuk apa dirinya dilahirkan di dunia, untuk apa dirinya hidup, apa yang harus dilakukan saat menjalani kehidupan, Adik bingung.

Adik pun bertanya pada dirinya, tapi tidak mendapatkan jawaban. Adik bertanya pada ayah, tapi ayah bingung dan bertanya kembali untuk apa Adik bertanya hal itu, Adik makin keliru. Adik bertanya pada guru, guru berkata Adik masih kecil dan disuruh belajar matematika saja. Adik bertanya pada pemuka agama, mulailah dijawab dengan kitab agama. Tapi Adik masih belum puas dengan semua itu.

Adik akhirnya menjalani kehidupannya, tanpa tahu arti di baliknya. Hari-hari terus berjalan, Adik merasakan emosi bahagia dan sedih. Adik bertingkah berlebihan tidak tahu bagaimana cara merespons emosi itu, Adik tertawa saat bahagia dan tertawa saat bersedih.

Semua Adik anggap normal, “Adik tidak normal” kata suara di dalam hatinya. Penasaran dengan suara itu, Adik merekam dengan mendekatkan recorder ke dadanya. Adik mendengar suara detak, terlintas di kepalanya gambaran seorang bayi yang diletakkan di depan pintu rumah dengan suara ketukan pintu yang sama suaranya dengan suara detak pada recorder. Dan terdengar suara bisikan lirih “aku menitip Adik.” Adik berpikir itu Tuhan yang menitipkannya di depan pintu rumah seseorang.

Suatu saat nanti Adik berencana untuk mencari Tuhannya dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab. Karena Adik yakin, Tuhan tidak mungkin tidak tahu jawabannya.